Ketombe Pada Bayi - Dermatitis seboroik merupakan sebuah kelainan kulit inflamasi yang telah terbukti dengan adanya peran kolonisasi jamur Malassezia pada kulit yang terkena. Dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit yang berlangsung kronik dan kambuhan. Dermatitis seboroik dapat ditandai dengan kemerahan, gatal, dan kulit bersisik, paling sering mengenai kulit kepala (ketombe), tetapi juga dapat mengenai kulit pada bagian tubuh lainnya seperti wajah, dada, lipatan lutut, lengan dan juga lipat paha.
Dermatitis seboroik dapat ditemukan pada seluruh ras manusia, dan paling banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.Hal ini mungkin disebabkan karena adanya aktifitas kelenjar sebasea yang diatur oleh hormon androgen.
Dermatitis seboroik menyerang 2% hingga 5% populasi. Dermatitis seboroik dapat menyerang bayi pada umur tiga bulan pertama kehidupan dan pada orang dewasa antara umur 30 hingga 60 tahun. Insiden memuncak pada umur 18–40 tahun. DS lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anak–anak, dari perbandingan usia dan juga jenis kelamin, didapatkan prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak laki–laki dan 9,5% pada anak perempuan. Prevalensi semakin berkurang pada tahun berikutnya dan sedikit menurun apabila umur lebih dari 4 tahun. Kebanyakan pasien (72%) terserang minimal atau dermatitis seboroik ringan.
Penyebab Dermatitis seboroik / ketombe pada bayi
Ketombe pada bayi dihubungkan dengan peningkatan produksi sebum pada kulit kepala serta pada folikel sebasea terlebih pada tempat wajah serta badan. jamur pityrosporum ovale kemungkinan merupakan factor pemicu. banyak percobaan sudah dikerjakan untuk menghubungkan penyakit ini dengan mikroorganisme tersebut yang juga merupakan flora normal kulit manusia. perkembangan p. ovale yang terlalu berlebih bisa menyebabkan reaksi inflamasi, baik akibat product metaboliknya yang masuk ke dalam epidermis ataupun dikarenakan jamur itu sendiri melewati aktivasi sel limfosit T serta sel langerhans. walau demikian, factor genetik serta lingkungan diperkirakan juga bisa merubah onset serta derajat penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Hindari rangsangan gesek, lebih berhati-hati menggunakan sabun dan handuk
- Hindari sabun yang beraroma
- Gunakan sabun yang tinggi kadar minyaknya
- Hindari makanan pemicu radang gatal, batasi makanan berprotein tinggi
- Mandi dengan air hangat cenderung dingin jangan air panas
- Hindari gosokan alkohol pada kulit yang meradang
- Hindari kontak langsung dengan bahan/senyawa penyebab alergi, bila bisa ditemukan
- Menggunakan krim pelembab (moisturiser). Krim pelembab dapat digunakan sesering mungkin
- Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi
Sebaiknya anda hindari faktor- faktor yang menyebabkan eksema, antara lain:
- Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut
- Bahan seperti wol atau pelapis cat seat
- Detergen, sabun, bubble bath, antiseptik
- Kontak dengan bulu hewan
- Mengatasi gatal. Garukan akan memperparah eksema dan berisiko menyebabkan infeksi.
- Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan:
- Mengalihkan perhatian anak saat ia mengaruk
- Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk anak
- Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas sebelumnya) sebelum tidur
- Memakaikan sarung tangan pada anak saat tidur
- Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gatal di malam hari
- Selalu memotong pendek kuku anak
- Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik balut basah dapat digunakan untuk membantu anak tidur.
Dermatitis seboroik dapat ditemukan pada seluruh ras manusia, dan paling banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.Hal ini mungkin disebabkan karena adanya aktifitas kelenjar sebasea yang diatur oleh hormon androgen.
Dermatitis seboroik menyerang 2% hingga 5% populasi. Dermatitis seboroik dapat menyerang bayi pada umur tiga bulan pertama kehidupan dan pada orang dewasa antara umur 30 hingga 60 tahun. Insiden memuncak pada umur 18–40 tahun. DS lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Berdasarkan pada suatu survey pada 1.116 anak–anak, dari perbandingan usia dan juga jenis kelamin, didapatkan prevalensi dermatitis seboroik menyerang 10% anak laki–laki dan 9,5% pada anak perempuan. Prevalensi semakin berkurang pada tahun berikutnya dan sedikit menurun apabila umur lebih dari 4 tahun. Kebanyakan pasien (72%) terserang minimal atau dermatitis seboroik ringan.
Penyebab Dermatitis seboroik / ketombe pada bayi
Ketombe pada bayi dihubungkan dengan peningkatan produksi sebum pada kulit kepala serta pada folikel sebasea terlebih pada tempat wajah serta badan. jamur pityrosporum ovale kemungkinan merupakan factor pemicu. banyak percobaan sudah dikerjakan untuk menghubungkan penyakit ini dengan mikroorganisme tersebut yang juga merupakan flora normal kulit manusia. perkembangan p. ovale yang terlalu berlebih bisa menyebabkan reaksi inflamasi, baik akibat product metaboliknya yang masuk ke dalam epidermis ataupun dikarenakan jamur itu sendiri melewati aktivasi sel limfosit T serta sel langerhans. walau demikian, factor genetik serta lingkungan diperkirakan juga bisa merubah onset serta derajat penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Hindari rangsangan gesek, lebih berhati-hati menggunakan sabun dan handuk
- Hindari sabun yang beraroma
- Gunakan sabun yang tinggi kadar minyaknya
- Hindari makanan pemicu radang gatal, batasi makanan berprotein tinggi
- Mandi dengan air hangat cenderung dingin jangan air panas
- Hindari gosokan alkohol pada kulit yang meradang
- Hindari kontak langsung dengan bahan/senyawa penyebab alergi, bila bisa ditemukan
- Menggunakan krim pelembab (moisturiser). Krim pelembab dapat digunakan sesering mungkin
- Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi
Sebaiknya anda hindari faktor- faktor yang menyebabkan eksema, antara lain:
- Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut
- Bahan seperti wol atau pelapis cat seat
- Detergen, sabun, bubble bath, antiseptik
- Kontak dengan bulu hewan
- Mengatasi gatal. Garukan akan memperparah eksema dan berisiko menyebabkan infeksi.
- Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan:
- Mengalihkan perhatian anak saat ia mengaruk
- Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk anak
- Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas sebelumnya) sebelum tidur
- Memakaikan sarung tangan pada anak saat tidur
- Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gatal di malam hari
- Selalu memotong pendek kuku anak
- Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik balut basah dapat digunakan untuk membantu anak tidur.