
Penalaran Deduktif
Penalaran dimulai dari premis yang bersifat umum,
untuk mendapatkan konklusi yang khusus.
Contoh:
• Premis1: Jika hari hujan, maka saya tidak datang.
• Premis2: Hari ini turun hujan.
• Konklusi: Hari ini saya tidak datang.
Penalaran Induktif
Penalaran dimulai dari premis-premis yang bersifat khusus,
untukmendapatkan konklusi yang bersifat umum.
Contoh:
• Premis1: Ikan mujaer bernafas dengan insang.
• Premis2: Ikan mas koki bernafas dengan insang.
• Premis3: Ikan bawal bernafas dengan insang.
• Premis4: Ikan kakap bernafas dengan insang.
• Konklusi: Ikan adalah hewan yang bernafas dg insang
• Konklusi tidak benar!
Penalaran Non Monotonis
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru mengakibatkan
ketidakkonsistenan disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”. Penalaran induktif sangat rentan terhadap ketidakpastian.
Ciri-ciri dari Penalaran Non Monotonis adalah:
• Mengandung ketidakpastian;
• Adanya perubahan pada pengetahuan.
• Adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi yang sudah
terbentuk.
• Misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak dibutuhkan sebagai
konklusi D + fakta-fakta baru.
– Sedangkan Penalaran Monotonis memiliki ciri-ciri:
• Konsisten;
• Pengetahuannya lengkap.