
Setiap orang yang sakit pasti solusi dan tindakan yang paling utama adalah mengkonsumsi obat, namun apabila obat tersebut dikonsumsi dalam jangka panjang akan membuat efek samping yang berdampak buruk bagi tubuh. Tidak peduli obat itu berbentuk tablet, sirup, dan bentuk lainnya karena bahan pembuatnya adalah zat kimia.
Dampak yang ditimbulkan dari efek samping obat tersebut salah satunya adalah menyebabkan gangguan impotensi bagi para pria. Tentu semua pria tidak menginginkan alat kelaminnya mengalami sebuah gangguan impotensi. Impotensi menyebabkan kurangnya keharmonisan pasangan suami istri karena kebutuhan biologis pasangan tidak terpenuhi. Bahkan dapat mengakibatkan timbulnya perselingkuhan untuk mencari pasangan.
Kaum pria harus meminimalisir dalam mengkonsumsi obat- obatan yang menyebabkan impotensi, berikut ini obat yang harus dihindari:
1. Obat Tidur
Antara lain obat tidur dan obat penenang (Benzodiazepin), obat antimabuk (Fenotiazin), serta litium. Obat tidur seringkali dicampur dengan obat sakit kepala, sakit flu, dan lain sebagainya karena pada umumnya tujuan obat ini adalah supaya si penderita tidur dan dapat beristirahat.
2. Obat Untuk tekanan darah tinggi
diantaranya Digoksin, Diuretik (tablet air), Bloker beta, Inhibitor ACE
3. Obat endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh,obat endokrin ini antara lain Anti-androgen dan Estrogen
4. Obat Antikolesterol
Jika tubuh terlalu banyak kolesterol akan berdampak buruk bagi kesehatan, namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak obat penurun kolesterol akan menimbulkan efek samping, maka jangan terlalu banyak mengkonsumsi obat Anti-androgen dan Estrogen (penurun kolesterol)
5. Obat untuk mengatasi kelenjar
Sebisa mungkin tidak mengkonsumsi obat- obatan ini
6. Obat Terlarang
Jangan sampai untuk mengkonsumsi obat ini, selain menyebabkan impotensi juga akan berdampak sangat buruk bagi kesehatan fisik, obat ini antar lain Alkohol, Nikotin, Mariyuana, Amfetamin, Barbiturat.
Sebaiknya untuk mengkonsumsi obat tidak perlu berlebihan , sesuaikan dengan aturan pemakaian dosis yang dianjurkan oleh dokter untuk meminimalkan resiko efek samping yang tidak diinginkan dan kesehatan pun dapat terjaga.